Ratusan Pengungsi Gaza Sorak Gembira Sambut Paket Hidangan dari Langit Kiriman Raja Yordania
KABUPATEN CIREBON, DBFM – Ratusan pengungsi termasuk anak–anak, sorak gembira berkumpul di sepanjang pantai selatan Jalur Gaza untuk menyambut paket hidangan dari langit yang dikirimkan Raja Yordania, Abdullah II.
Adapun paket bantuan pangan tersebut dikirimkan Raja Abdullah II via udara dengan menggunakan pesawat militer C130 pada Selasa (27/2/2024).
Tak hanya paket makanan dan minuman, bantuan obat-obatan dan perbekalan kemanusiaan untuk rumah sakit juga ikut disebar melalui parasut-parasut yang dijatuhkan dari pesawat.
Raja Yordania Abdullah II tak sendiri untuk menyukseskan aksi kemanuasian ini, ia turut menggandeng pemerintah Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar dan Perancis
"Enam pesawat C130, termasuk tiga dari Angkatan Udara Kerajaan Yordania dan tiga dari UEA, Mesir dan Prancis, lepas landas dari ibu kota Amman sebagai bagian dari operasi bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Gaza," demikian pernyataan militer Yordania.
Menurut laporan Daily News Egypt, puluhan ton bantuan itu dikirimkan melalui pintu perbatasan Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Dengan tujuan untuk mencegah parahnya krisis pangan pada ribuan warga Palestina yang mengungsi akibat pengepungan Israel.
Warga Gaza Alami Kelaparan dan Malnutrisi
Sebelum paket bantuan dikirim via udara, selama beberapa pekan terakhir Israel melakukan penangguhan akses pada truk–truk bantuan kemanusian ke Gaza Utara hingga seperenam anak di sana menderita gizi buruk akut.
Menurut catatan organisasi kemusian dunia PBB , pada Desember lalu seperempat populasi Gaza, yang secara keseluruhan berjumlah 2,3 juta jiwa dinyatakan mengalami kelaparan akut imbas perang.
Tak hanya itu pasca Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan penghentian pasokan listrik, bahan bakar, dan bahan pangan, kini ratusan ibu hamil dan balita terancam mengalami stunting dan gizi buruk akibat tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
“Sebelum 7 Oktober, sebanyak 33 persen penduduk menghadapi kerawanan pangan. Kini dapat kami pastikan bahwa 100 persen penduduk sudah menghadapinya,” kata direktur jenderal FAO Qu Dongyu, sebagaimana dikutip dari Anadolu.
Pengungsi Gaza Makan Rumput Liar Demi Bertahan Hidup
Bahkan imbas krisis yang memicu langkanya ketersediaan pangan, para pengungsi di Gaza terpaksa mengonsumsi rumput liar demi bisa bertahan hidup.
Salah seorang pengungsi Gaza, Um Youssef Awadiyeh menuturkan bahwa keluarganya harus mengonsumsi rumput liar dengan cara direbus dengan air tanpa nasi agar bisa bertahan hidup.
Tak hanya itu dampak dari krisis juga membuat para pengungsi terpaksa mengolah pakan ternak menjadi tepung untuk bahan pangan.
Badan pemantau hak asasi manusia euro-med bahkan menggambarkan situasi yang tengah terjadi di Gaza sebagai "perang kelaparan".
"kami tahu ada risiko kelaparan yang sangat serius di gaza jika kami tidak memberikan bantuan pangan dalam jumlah yang sangat besar secara rutin," kata kepala regional WFP, Matt Hollingworth.
( Artikel ini Bersumber : tribunnews.com )