Selama Bulan Februari 2024, Israel Telah Hancurkan 51 Bangunan Palestina di Tepi Barat
KABUPATEN CIREBON,DBFM-Tentara Israel (IDF) telah menghancurkan puluhan bangunan di Tepi Barat selama bulan Februari 2024.
Pihak berwenang Palestina pada hari Minggu mengatakan 51 bangunan yang telah dibongkar terletak di kota-kota Yerusalem Timur, Betlehem dan Hebron.
Bangunan-bangunan yang telah dihancurkan Israel terdiri dari 18 rumah berpenghuni, 16 rumah tak berpenghuni dan 15 fasilitas pertanian, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Tidak hanya itu, pihak berwenang Israel juga telah mengeluarkan 34 pemberitahuan pembongkaran untuk warga Palestina di Tepi Barat.
Namun dalam sebuah pernyataan, Komisi Kolonisasi dan Perlawanan Tembok menjelaskan Israel tidak hanya menghancurkan bangunan.
Israel terus melakukan serangan-serangan di Tepi Barat.
Selama bulan Februari, total serangan terhadap warga Palestina telah mencapai 1.159.
Namun semuanya tidak hanya berasal dari tentara Israel, namun pemukim Israel juga terus meluncurkan serangan.
Adapun 129 dari total serangan dilakukan oleh pemukim Israel.
Sejak Perang Arab-Israel tahun 1967, Israel telah merampas tanah Yerusalem Timur.
Seluruh kota Yerrusalem Timur telah dicaplok oleh Israel pada tahun 1980.
Ketegangan di Tepi Barat
Ketegangan di Tepi Barat semakin meningkat sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan, serangan Israel di Tepi Barat telah menewaskan 419 warga Palestina.
Sementara 4.500 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan tentara Israel dan serangan pemukim di wilayah pendudukan.
Israel juga terus melakukan upaya penahanan di Tepi Barat.
Namun mereka melakukan dengan cara yang brutal,
Mereka melakukan pemukulan dan ancaman terhadap tahanan dan keluarga warga Palestina.
Tidak hanya itu, mereka juga melakukan sabotase dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina, menyita kendaraan, uang dan perhiasan.
Serangan tersebut juga mencakup operasi penghancuran besar-besaran yang mempengaruhi infrastruktur, khususnya di kamp pengungsi Tulkarem dan Nour Shams serta di Jenin dan kamp pengungsinya.
Sehingga sejak 7 Oktober, IDF menahan warga Palestina yang ada di rumah mereka, di pos pemeriksaan militer dan mereka yang dipaksa menyerahkan diri di bawah tekanan.
Selain kampanye penahanan, pasukan pendudukan juga melakukan eksekusi lapangan yang menargetkan anggota keluarga para tahanan.
(Artikel ini Bersumber: tribunnews.com)