CIREBON - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon menangani kondisi jalan rel yang mengalami mud pumping atau pencampuran material batu balas dan tanah akibat genangan air. Penanganan ini dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan perjalanan kereta api.

Mud pumping terjadi ketika air masuk ke struktur jalan rel dan menimbulkan tekanan saat kereta melintas. Kondisi ini menyebabkan daya dukung jalan rel menurun dan berpotensi merusak konstruksi. Salah satu penyebabnya adalah sistem drainase yang tidak berfungsi optimal, sehingga air terjebak dan membuat batu balas menjadi padat serta kotor.

Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, mengatakan penanganan dilakukan dengan menguras dan mengganti batu balas menggunakan metode Geotextile dan Geogrid. Material tersebut berfungsi memperkuat struktur tanah dan menstabilkan jalur rel.

“Setelah batu balas dibersihkan, di bawah bantalan rel kami pasang Geotextile dan Geogrid. Di sisi kanan dan kiri rel juga dipasang pipa HDPE untuk memperlancar aliran air pada sistem drainase bawah tanah,” ujar Muhibbuddin, Senin (28/7/2025).

Langkah selanjutnya, kata dia, dilakukan perbaikan geometri jalan rel dengan proses pemadatan. Metode ini dinilai cukup efektif dalam mengurangi guncangan yang bisa dirasakan penumpang selama perjalanan.

Ia menambahkan, wilayah Daop 3 Cirebon termasuk jalur kereta yang padat, dengan lebih dari 140 perjalanan setiap hari. Keandalan jalur ini menjadi bagian penting dari kelancaran operasional kereta api di wilayah lain.

“Salah satu titik yang sudah kami tangani adalah di Stasiun Pringkasap. Dengan penanganan ini, potensi guncangan saat kereta melintas bisa dikurangi,” katanya.

KAI Daop 3 Cirebon akan terus melakukan penanganan serupa di stasiun dan jalur lain yang mengalami kondisi sejenis, sebagai bagian dari komitmen memberikan layanan yang aman dan nyaman bagi penumpang.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Manager Humas Daop 3 Cirebon atau melalui media sosial @cirebonspoor.