Menteri Pertahanan Israel akan Datang ke Washington, Bawa Daftar Panjang Senjata yang Diinginkan

KABUPATEN CIREBON, DBFM - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant akan berkunjung ke Washington pekan depan dengan membawa daftar panjang senjata yang diinginkan Israel, kata dua pejabat Israel dan AS kepada Axios.

Yoav Gallant diperkirakan tiba di Washington pada hari Minggu (24/3/2024).

Sementara itu juru bicara Pentagon Sabrina Singh, mengatakan Gallant akan berkunjung ke kantor pada Selasa (26/3/2024).

 

Ini akan menjadi kunjungan pertamanya ke AS sejak ia menjabat lebih dari satu tahun lalu.

Gallant dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan pejabat senior AS lainnya, kata para pejabat Israel.

Pertemuan ini “terpisah” dari pertemuan yang diumumkan oleh Gedung Putih setelah percakapan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di mana Netanyahu setuju untuk mengirim tim senior yang terdiri dari pejabat intelijen militer dan kemanusiaan ke Washington, kata Singh, mengutip Anadolu Agency.

Sejak perang di Gaza meletus pada tanggal 7 Oktober, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) semakin bergantung pada senjata buatan AS.

Tentara Israel menutup telinga mereka saat menembakkan mortir dari kendaraan lapis baja di posisi sepanjang perbatasan di Israel selatan pada 3 Januari 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.

Tentara Israel menutup telinga mereka saat menembakkan mortir dari kendaraan lapis baja di posisi sepanjang perbatasan di Israel selatan pada 3 Januari 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

Israel sangat bergantung pada senjata tersebut, apalagi saat konflik dengan kelompok Hizbullah di Lebanon meningkat.

Sementara itu, pasokan senjata Amerika ke Israel semakin diawasi.

Banyak pihak-pihak di Partai Demokrat dan beberapa orang di pemerintahan Biden menyerukan untuk memberikan persyaratan pada Israel soal penggunaan senjata buatan Amerika.

Pembicaraan Gallant dan Austin di Telepon

Sebelumnya pada hari Rabu (20/3/2024), Yoav Gallant dan Lloyd Austin berbicara melalui telepon dan membahas kedatangan sang menteri Israel itu, kata para pejabat Israel dan AS.

Gallant mengatakan kepada Austin bahwa dia akan datang dengan daftar permintaan sistem senjata khusus.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan permintaan tersebut tidak hanya mencakup permintaan jangka pendek untuk perang di Gaza tetapi juga permintaan jangka panjang, termasuk opsi untuk membeli lebih banyak jet tempur F-35 dan F-15.

Israel ingin pasokan jet tempur dan sistem senjata lainnya dipercepat sebanyak mungkin.

Gallant mengatakan kepada Austin bahwa dia akan membawa serta direktur jenderal Kementerian Pertahanan, pensiunan Mayor Jenderal Eyal Zamir, yang bertanggung jawab atas pembelian senjata Israel.

Gallant menekankan dia ingin para pejabat senior Pentagon bertemu Zamir di sela-sela kunjungannya untuk membahas rincian teknis permintaan pertahanan Israel, kata sumber itu.

Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, telah memasok sebagian besar peralatan pertahanan, termasuk bom penghancur bunker seberat 2.000 pon, mengutip Aljazeera.

Paket bantuan militer senilai $14 miliar juga sedang menunggu persetujuan akhir dari Kongres AS.

Bahkan sebelum dimulainya perang pada bulan Oktober lalu, AS dengan tegas mendukung Israel dengan memasok peralatan militer.

Amerika menyumbangkan $3 miliar setiap tahunnya dalam bentuk bantuan militer.

Kanada akan Setop Pengiriman Senjata ke Israel

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly (Twitter)

Baru-baru ini, Kanada mengumumkan akan menghentikan semua pengiriman senjata ke Israel, ujar Menteri Luar Negeri Melanie Joly pada hari Selasa (19/3/2024).

“Ini adalah hal yang nyata,” kata Joly kepada surat kabar Toronto Star.

Kanada mengikuti langkah Belanda, Jepang, Spanyol, dan Belgia dalam menangguhkan penjualan senjata ke Israel.

Banyak negara lain mengatakan mereka tidak akan lagi membeli senjata Israel.

Namun, beberapa negara Barat masih memasok senjata mematikan ke Israel meskipun jumlah korban jiwa di Jalur Gaza sangat tinggi dan bencana kelaparan diprediksi akan segera terjadi.

( Artikel ini Bersumber : tribunnews.com )