Sosok Murid SD Korban dan Pelaku Perundungan di Indramayu, Hari Ini Masuk Sekolah

KABUPATEN CIREBON, DBFM - Kepala Sekolah SDN 3 Karangsong, Budiman Paningkas memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) para murid tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Sebelumnya sekolah yang dipimpinnya tersebut viral di media sosial usai video bullying atau perundungan yang dilakukan murid kelas 5 kepada teman sekelasnya beredar dan jadi sorotan.

Hari ini, kata Budiman Paningkas, baik korban maupun pelaku bullying, mereka tetap masuk sekolah sebagaimana biasanya.

"Hanya ada satu anak yang sakit, dia anak yang membuat video. Sementara yang lainnya pada masuk," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di SDN 3 Karangsong, Kamis (7/3/2024).

Lanjut Budiman, korban dan pelaku bullying itu hari ini juga ikut kegiatan trauma healing yang digelar oleh Polres Indramayu di sela-sela jam pelajaran.

Mereka sudah membaur bersama teman-temannya yang lain.

Di sisi lain, Budiman juga menceritakan sosok dari pelaku dan korban bullying tersebut. Menurutnya, mereka adalah sahabat satu sama lain.

Mereka juga kerap kali bercanda. Termasuk korban juga sering bertingkah jail.

Bahkan, lanjut Budiman, anak yang jadi korban ini sebenarnya sudah masuk dalam pantauan pihak sekolah sejak ia kelas 1 SD lantaran kerap bersikap nakal.

Hanya saja, kejadian bullying yang dialami korban pada Sabtu (24/3/2024) lalu itu memang sudah melewati batas.

Kejadian tersebut juga ada yang merekam sehingga viral dan menjadi sorotan.

Budiman menerangkan, kejadian bullying ini terjadi di luar lingkungan sekolah atau terjadi di sebuah madrasah atau MDTA yang ada di dekat sekolah saat waktu istirahat.

Sehingga luput dari pantauan, pihak sekolah bahkan baru mengetahui kejadian itu 4 hari setelahnya pada Rabu (28/2/2024) setelah ada murid yang melapor.

Untuk mencegah kejadian bullying kembali terjadi, pihak sekolah pun melakukan evaluasi.

"Kami sudah menegaskan kepada guru-guru agar tiap hari selalu memantau anak-anak, begitu lonceng masuk berbunyi segera masuk," ujar dia.

Termasuk pada saat istirahat anak-anak harus ada di lingkungan sekolah dan tidak boleh lagi keluar.

Selain itu, pihak sekolah juga akan merampas ponsel milik mereka jika ada yang nekat membawa ponsel ke sekolah.

"Dan ketika setelah istirahat anak tidak ada segera dicari," ujar dia.

"Intinya kami akan memperketat pengawasan terhadap anak didik kami," lanjut Budiman.

( Artikel ini Bersumber : tribuncirebon.com )